Header Ads

Larangan untuk Pendaki Gunung

Mendaki gunung, siapa saja bisa melakukannya. Asalkan memiliki fisik yang baik, daya tahan yang bagus, dan keinginan untuk sampai ke puncak, pasti bisa melakukannya.
Tapi cukupkah itu? Sejatinya pendaki gunung bukanlah sekedar orang yang "senang mendaki". Bukan pula orang yang "memiliki perlengkapan lengkap mendaki", sehingga terlihat keren dengan perlengkapannya saat naik gunung.
Berikut tindakan-tindakan pendaki yang tidak bertanggung jawab yang jangan sampai kita tiru.. 

1. Meninggalkan Sampah

Biasanya sampah yang sering ditinggal adalah bungkus mie instan, air mineral, bungkus kopi, dan perbekalan pendaki lainnya. Sampah jenis plastik ini akan membutuhkan waktu beratus tahun untuk bisa terurai secara alami.
Sampah di pos Ranukumbolo, gunung Semeru
Sumber gambar : kaskus

Sampah lainnya yang banyak ditemukan adalah kertas bekas berfoto selfie, setelah dipakai berfoto asal aja dibuang. 
Sampah di gunung Andong
Sumber gambar : www.nalacita.com
Seharusnya pendaki menyiapkan plastik atau tempat sendiri sebagai tempat menampung sampah, lalu dibawa turun. Bagaimana dengan anda?

2. Membakar sampah 
Membakar sampah selain bisa memicu kebakaran hutan, juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Pembakaran sampah (terutama plastik) menyebabkan pencemaran udara yang bersifat karsinogenik. Karsinogenik adalah salah satu zat yang dikenal memiliki sifat pemicu penyakit kanker. Sedangkan dampak pada lingkungan adalah dapat mencemari tanah, air, dan tentunya udara.

Plastik merupakan jenis sampah yang nonbiodegradable, artinya sifat plastik sangat sulit untuk terurai di lingkungan.

Pembakaran sampah plastik akan menghasilkan gas buang dan residu yang mencemari lingkungan, karena adanya emisi gas dan partikel debu. Gas-gas berbahaya yang dihasilkan antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan Furan.

Zat lain yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin. Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Ingat, lebih baik sampah dibawa turun....!
Sumber = https://id-id.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/423334411090995

3. Suka corat-coret batu gunung dan papan petunjuk
Mungkin karena ingin terkenal dan exist, pendaki ini merasa puas bila namanya tertulis di gunung. Tapi yang jelas, ini termasuk tindakan MERUSAK ALAM.

Salah satu batu yang berada di gunung Slamet Jawa Tengah. Sumber gambar = kaskus

Batu Kenteng Songo di puncak gunung Merbabu akibat ulah pendaki tak bertanggungjawab. Batu ini sebenarnya termasuk batu yang dikeramatkan


4. Memetik bunga untuk dibawa turun
Nah, yang ini juga tidak sedikit yang melakukannya. Karena mungkin pengen memberi oleh-oleh buat pacarnya, kemudian mengambil bunga edelweys dari gunung untuk dipersembahkan kepada pacarnya. Mungkin biar terlihat keren, karena jauh-jauh mengambil dari puncak gunung. Yang ini juga jangan ditiru ya guys...


Mengambil dan memetik bunga di gunung merusak keindahan yang tercipta secara alami. Stop, memetik bunga edelweys....!!

5. Tidak Benar dalam Memperlakukan bendera Merah Putih

Entah apa maksud melakukan ini. Yang jelas yang dilakukan adik-adik pendaki ini adalah tindakan yang SANGAT DILARANG.
Kibarkan bendera Merah Putih dengan benar.

Nah, ingat 3 Prinsip mendaki gunung ini :
1. Jangan tinggalkan apapun, kecuali JEJAK,
2. Jangan mengambil apapun, kecuali GAMBAR, dan
3. Jangan membakar apapun, kecuali SEMANGAT.

Jika mencintai gunung, rawatlah selayaknya rumah milik sendiri. Jaga gunung dengan baik dan jangan pula meninggalkan coretan-coretan pada batu atau papan-papan petunjuk di gunung. Bagi yang ingin berfoto bersama Sang Merah Putih, gunakan perlakuan yang benar sebagai identitas dan jati diri bangsa Indonesia..
Mari menjadi pendaki yang bijak, tidak untuk kesenangan diri-sendiri semata ya kawan...

Salam...